Untuk dapat memahami CT Scan Hematoma Kranial, kita harus sudah tau anatomi kranial secara keseluruhan. Kita juga sudah harus tau gambaran CT Scan kranial normal. Klik disini untuk melihat gambaran CT Scan kranial normal.
Sudah khatam? Yuk kita mulai belajar gambaran CT Scan pada kasus Hematoma Kranial!
Trauma kranial merupakan salah satu penyebab munculnya hematoma intrakranial. Berdasarkan lokasinya dibagi menjadi 4, yaitu Hematoma Epidural, hematoma Subdural, hematoma Subarachnoid, dan hematoma Intraserebral.
HEMATOMA EPIDURAL
Hematoma epidural muncul diantara tulang kranial dan dura mater. Munculnya hematoma epidural disebabkan karena lepasnya dura mater yang melekat pada periosteum dan robeknya arteri Meningea media.
Bentuk gambaran CT Scannya hiperdens (perdarahan biasanya gambarannya hiperdens), berbentuk biconvex (cembung), dibatasi oleh garis sutura, batasnya terlihat jelas (tegas).
HEMATOMA SUBDURA
Disebabkan karna robeknya Bridging Vein. Hematoma subdural terletak diantara Dura mater dan Arachnoid mater. Gambaran CT Scannya hiperdens, berbentuk seperti bulan sabit, melintasi garis sutura.
HEMATOMA SUBARACHNOID. Disebabkan oleh perdarahan subarachnoid space (diantara arachnoid mater dan pia mater). Karna berada diruang subarachnoid, biasanya tanda meningen seperti kaku kuduk positif (+). Gambaran CT Scan telihat adanya pembesaran ventrikel yang berhubungan dengan darah (Hiperdens). Gambaran hipedens dapat terlihat dalam ventrikel atau pun dalam ruang subarachnoid.
HEMATOMA INTRASEREBRAL Perdarahan pada parenkim otak yang sebabkan robeknya Arteri Intraserebral mono maupun multiple. Gambaran CT Scan terdapat daerah hiperdens (densitas tinggi) pada daerah parenkim otak.
A. ASTROSITOMA. Astrositoma merupakan tumor intraserebral TERSERING yang berasal dari sel glia. Sering juga ditemukan di Serebellum. Bersifat invasif. Berdasarkan derajat keparahannya dibagi jadi 4. Derajat 1 paling jinak dan derajat 4 adalah yang paling ganas. Jenis derajat rendah dominan ditemukan pada anak-anak, dan yang derajat tinggi biasanya ditemukan pada orang tua.
Pertumbuhan tumor ini cepat, kadang disertai perdarahan dan nekrosis serta edem jaringan sekitarnya, sehingga seolah-olah bersimpai (simpai semu)
Makroskopis : Kadang berbatas tegas, pada palpasi teraba tumor dengan konsistensi keras dan merupakan massa berwarna putih kelabu.
Mikroskopis : 1. Tidak tampak adanya batas tumor dari jaringan otak yang normal.
2. Massa tumor tampak seluler dan menunjukkan neuroglia yang bercabang-cabang banyak sehingga tampak fibriler (astrositoma fibriler) dengan inti sel lebih besar daei inti sel normal, gambaran kromatin lebih kasar dan sel tumor tersusun lebih padat.
3. Mitosis tidak ditemukan
(Bedakan antara bipolar cell dan multipolar cell ya!)
B. MENINGIOMA
Merupakan tumor primer dari meningen (sel arachnoid, fibroblas, dam pembuluh darah). Dominan pada wanita. Sering terjadi pada sepauh bagian depan rongga tengkorak. Kadang tumor invasif dan agresif, namun bukan suatu tanda keganasan mutlak. Tumor ini dapat bersifat jinak, ganas, maupun atipik (diantaranya).
Makroskopis :
Tumor berwarna putih kelabu, bulat, solid, dan berbatas tegas dengan lobul-lobul yang tumbuh mendesak jaringan otak tapi tidak masuk ke dalam otak karena bersimpai, dan selalu melekat pada dura mater.
Mikroskopis : 1. Tampak sel-sel tumor tersusun kumparan sebagau concentric whorl.
2. Inti berbentuk bulat, oval, sitoplasma bergranular halus.
3. Stroma mengandung serabut kolagen.
4. Psamoma
5. Khasnya terdapat inklusi intranuklear (seperti lingkaran ungu dengan bagian tengah berwarna bening), tersusun konsentris (melingkar).
C. SCHWANNOMA (NEURILEMOMA)
Merupakan tumor jiank asal sel Schwamm. Bersimpai, tumbuh ekspansif dan mendesak saraf otak ke lima dan ke tujuh, pons, serta medulla sehingga terjadi obstruksi aliran CSF dengan Hydrocephalus serta merusak meatus acusticus internus. Kelainan ini TIDAK ditemukan pada anak.
Makroskopis : Permukaan tidak teratur, terdapat tonjolan dan bagian yang kistik, tampak bagian yang padat dan kistik pada penampang. Ukuran kista bervariasi namun umumnya kecil-kecil dan jumlahnya sedikit, terdaoat bagian yang berwarna kuning jingga.
Mikroskopis : 1. Tampak bagian ANTONI A : terdiri atas sel-sel yang memanjang dengan inti yang tersusun berderet-deret seperti pagar (palisade).
2. Diantara sel terdapat serabut retikulin. Serabut ini dan sel schwann membentuk Verocay body (Jisim Verocay).
3. Tampak bagian ANTONI B : terdiri atas anyaman serabut retikulin yang longgar (sembab) dengan sel-sel schwan yang tersusun tidak teratur.
4. Kadang-kadang tampak mikrokista, perdarahan kecil-kecil, makrofag yang mengandung hemosiderin dan sel radang menahun.
D. NEUROFIBROMA Merupakan tumor yang berasal dari jaringan ikat serabut saraf tepi. Bedanya dengan Schwannoma, neurofibroma biasanya tumbuh MULTIPEL dan umumnya TIDAK BERSIMPAI. Kebanyakan dijumpai di BAWAH KULIT dan umunya terdiri atas jaringan renggang. Tumor ini berasal dari ujung serabut saraf dan membentuk tonjolan keras (nyeri pada tonjolan!) yang tumbuh secara merata hingga seluruh serabut saraf menebal.
Makroskopis : Tumor berwarna putih keabu-abuan, tidak bersimpai dan dapat tunggal ataupun multiple.
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Mikroskopis : Tampak jaringan renggang lonjong dengan sel-sel, bentuk inti berombak tidak lurus (sel schwann dan fibroblas). Ciri khas; inti selnya bergelombang (Wavy). Epidermis atrofi. Stroma miksoid (pucat) (lihat massa bulat!).
*maaf ya part D gaada Ct Scannya*
Semoga bermanfaat!
Jika ada yang ingin ditanyakan, boleh dilampirkan pada kolom komentar. Terima kasih.
Nah, CT Scan itu sangat berguna untuk mendiagnosis penyakit pada bagian otak, terutama pada jaringan lunak otak. Ketebalan dari “potongan” foto CT Scan rata-rata 5-10 mm sehingga dapat mendeteksi kelainan yang cukup kecil.
Sebelum mempelajari gambar CT Scan patologis, sebaikanya marilah kita belajar gambaran CT Scan yang normal terlebih dahulu.
Warna pada gambaran CT Scan tergantung dari densitas bagian yang di CT Scan.
Pada CT Scan kepala dibagi jadi 3, yaitu; isodense, hypodense, dan hyperdense.
Jaringan otak yang normal berwarna isodense.
Tulang yang memiliki densitas tinggi berwarna hyperdense (berwarna lebih putih).
Nah, hypodense adalah gambaran yang berwarna lebih gelap daripada warna jaringan otak. Biasanya terlihat pada CT Scan CSF dan udara.
Untuk bisa membaca CT Scan, kamu harus tau anatomi kepala, ya!
CT Scan per slice;
Mohon maaf jika terdapat kesalahan. Semoga dapat membantu! xoxo
a. ATELEKTASIS (kolaps) adalah hilangnya volume paru, lobus, maupun segmen yang biasanya disebabkan oleh sumbatan sehingga menyebabkan kolaps pada paru kita. Tanda-tanda yang biasanya didapatkan dari hasil X-Ray adalah radiopacity (warna putih pada paru-paru). Nah untuk lebih jelasnya, di bawah adalah hasil radiografi untuk keabnormalan ini :
b. KONSOLIDASI merupakan kondisi dimana area putih paru-paru terdapat cairan atau seluler yang seharusnya terdapat udara di area tersebut. Beberapa kasus yang menyebabkan terjadinya konsolidasi adalah pneumonia, udem paru.
Untuk mengetahui ada tidaknya carcinoma, bisa melihat ada tidaknya nodul pada paru-paru. Biasanya berbentuk seperti lesi koin yang terdapat di sekitar paru-paru. Di bawah ini adalah gambar carcinoma paru yang di radiografi.
c. KAVITAS
Nah saya juga akan menjabarkan gambaran radiografi berupa cavitas yang merupakan ciri khas penyakit TB paru. Suara napas pasien akan terdengar seperti suara ketika meniup tutup botol (amforik). Hal ini disebabkan karena timbulnya kavitas pada bagian paru pasien. Berikut contoh radiografinya.
d. Corakan Bronkovesikular Meningkat. Ini merupakan tanda adanya reaksi inflamasi dalam parenkim paru. Peningkatan corakan bronkovesikular juga dapat disebabkan oleh kebiasaan rokok yang biasanya telah dilakukan cukup lama.
e. Ini gambaran rontgen yang masih dalam batas normal
Mohon maaf jika ada kesalahan, semoga membantu! xoxo